Rabu, 06 Juni 2012

untuk keluargaku disana

Indah saat kita tahu apa tujuan kita berdiri
Indah saat kita tahu kenapa kita dilahirkan di dunia ini
Satu tujuan yang pasti
Untuk keluarga tercinta
Di sudut kota aku memandang
Sungguh ranting-ranting itu memandang dan melambaikan tangan
Katanya "Berjuanglah dan jangan mundur ke belakang"
Mereka memandang luas
Dan aku terhimpit di jalan
Lalu mereka bertanya "Mengapa belum tiba?"
Karena aku terlambat dijalan
Terjadilah suatu salah faham
Aku juga berjuang untuk sampai disini
Namun aku tidak mendongeng
Karena aku putuskan untuk ambil langkah yang lain
Sudah kucoba terbang, lalu sampailah aku di bulan
Namun bulan mati akan samudranya
Sehingga mereka tak bisa melihat
Dan ini masih belum terlambat
Aku mencoba berenang disamudra
Namun tak kutemukan sebuah harta
Karena sudah lama ditelan masa
Kini, aku semakin tak tahu kemana lagi arah pulang
Aku hanya ingin membawa hasil
Mengembara waktu dengan berbekalkan penghargaan untuk pulang
Namun kini aku pulang dengan tangan hampa
Karena mimpiku telah sirna ditelan surya
Tapi sungguh ini keadaan yang mulia
Karena ada yang menginginkan aku tuk pulang
Bukan sebuah hasil namun usaha yang telah aku lakukan
Untuk keluargaku tercinta
Sungguh hanya kalian milikku yang paling berharga
Di saat kumembuka mata
Dan disaat aku menutup mata

6 komentar:

  1. Sebuah Jawaban Kecil Untukmu

    Kau ini makhluk yang lupa daratan
    Terbang begitu tinggi,
    mencoba meraih bulan,
    ketika jatuh ya sakit...
    berenang di samudera,
    mencari tempat harta karun itu dipendam,
    ketika tenggelam ya mati...
    Pada akhirnya lupa jalan pulang,
    miris...
    Bahkan kau lupa bahwa mundur itu kebelakang,
    bukan kedepan...
    Aku ingin sedikit bertanya padamu yang pernah meraih indahnya bulan
    Pernahkah kau memandang daratan dari sana?
    Ya...
    Pernahkah sedikit terlintas didepan mata indahmu,
    Tempat dimana kau hidup bersama pohon-pohon itu?
    Tempat dimana kau diterjang angin yang makin kuat ketika tumbuh bersama mereka,
    Tempat dimana kau menjadi asap diatas api?
    Tempat dimana kau tertawa bersama bintang-bintang kecil yang selalu menemani dan menerangi harimu?
    Itulah tempatmu berdiri hingga menutup buku indah hidupmu
    Itulah tempatmu menggapai asa, meraih kemenangan
    Itulah tempatmu menjawab semua pertanyaan yang muncul di labirin otakmu
    Dan merekalah keluargamu
    pohon-pohon tinggi itu,
    angin kencang itu,
    api itu dan,
    bintang-bintang kecil itu
    Semua tak berharapmu untuk membawa matahari di lain hari
    Tapi semua menantimu untuk menyaksikan sebuah keajaiban dunia yang tak pernah kau sadari sebelumnya
    Ya...
    Sebuah senyuman...
    Semua menantimu untuk sebuah senyuman.
    Senyuman kemenangan akan sebuah usaha
    Bukan tangis yang menyengsarakan jiwa...
    Kau tak perlu meraih bulan untuk cahayanya,
    karena kaulah matahari itu
    Kau tak perlu mengarungi samudera untuk hartanya,
    karena kaulah berlian itu...
    Kau tak perlu bermimpi memiliki bimasakti
    Cukup bawalah dirimu yang bercahaya
    Yang sukses menyilaukan berlian dihatimu yang berdebu dan lupa akan indahnya daratan
    Saat kau telah menggenggam cita-citamu
    Untuk apa menggenggam semua itu?
    Jawablah dengan lantang,
    "Untuk ku berikan pada keluargaku tercinta!
    Yang selalu menungguku pulang membawa senyuman untuk mereka..."

    BalasHapus