Kamis, 09 Desember 2010

untukmu yang selalu kurindukan

Ketika angin menghembuskan auranya
Megapun merubah warnanya
Dan ketika pelangi pudarkan kilauannya
Di saat itulah hati mulai luluh karenanya

Pagi menebarkan embun yang basah
Siang mengilaukan beningnya cahaya
Tak sanggup lagi kuberkata
Karena nafasku telah terhenti olehnya

Memori itu masih menghiasi seluruh hidupku
Dengan indah terlintas bayangmu
Dan kusadari bahwa dirimu tak ada disisiku
Lantas dimanakah kau berdiri sekarang ?
Apakah kau bersembunyi di kabut itu ?
Atau kau telah terlelap dalam tidur abadimu ?
Jawab aku wahai air yang mengalir
Yang selalu menebarkan gemercik – gemercik anugerah itu
Dengar aku wahai angin
Yang selalu menyejukkan di tengah terik sang surya

Apa kau berada disini ?
Aku terlalu berharap pada beningnya mata itu
Aku terlalu menginginkan hadirnya sosok itu
Sadarkan aku wahai malam yang sunyi
Bangunkan aku wahai siang yang selalu mengisak hati ini
Agar kuterlatih untuk jalani waktu di setiap detiknya
Agar kubertahan di setiap kesepian
Dan agar hati ini tidak semakin merindukannya
Karena aku harus hidup tanpanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar